Rabu, 08 Juni 2011

Nyasar Ke Purwokerto (8)

Setelah puas bermain-main di Pangandaran, sekitar jam 14.00 siang kami berangkat ketujuan berikutnya, maksud hati ke Cilacap. Sebelum meninggalkan Pangandaran kami bertanya ke tukang perahu tentang rute-rute yang bisa ditempuh ke Cilacap. Menurutnya tidak usah kembali ke Banjar, tapi belok kanan di padaherang-kedung reja -Sidareja belok kiri ke Gandrung mangu sampai bertemu dengan jalan raya Ajibarang Cilacap. Menurut pada daerah tertentu aggak rawan dari orang-orang yang suka memalak pengendara, tertama didaerah perkebunan karet, saya lupa namanya. "serem juga sih kalau di pikirin" tapi kalau lewatnya siang mungkin tidak terlalu berbahaya. nggak apa-apa yang biasa di ganggu yang naik motor katanya. ya sudah coba saja dulu, "tiba soal tiba akal" kembali jadi penyemangat untuk melanjutkan perjalanan. 
Keluar dari gerbang pantai Pangandaran, kami berhenti di mesjid  dulu untuk sholat zhuhur sekalian ashar. Dari Pangandaran kami mengarah ke Banjarsari, sesampainya di desa Padaherang belok ke kanan, masuk kejalan yang tidak terlalu besar menuju Sidareja, awalnya lumayan mulus tenyata hanya sejauh setengah kilo meter, setelah itu "keriting" banyak batu-batu lepas sehingga kecepatan mobil sangat rendah hanya berkisar 10 - 20 km perjam, jalan keriting ini mungkin sekitar 3-4 km,  kemudian bertemu lagi jalan mulus, luar biasa pemandangan yang di lihat sangat indah sejauh mata memandang kita di suguhi hamparan persawahan yang menghijau dibawah langit biru yang indah sekali, kami melintas didaerah ini hampir sore sehingga di jalan banyak bertemu dgn muda-mudi yang jalan-jalan sore dgn motor atau sepeda atau petani yang baru keluar dari area persawahan sambil membawa cangkul, sabit dan sebagainya, desa-desa yang kami lintasi terasa sangat permai. Jarak Pangandaran - Sidareja sekitar 41 km. Sidareja yang terletak di kabpaten Cilacap ini relatif maju dan rame, bahkan kami melihat ada bis-bis yang melayani langsung lebak bulus - sidareja. Dari Sidareja kami bermaksud meneruskan perjalanan menuju Cilacap tetapi tanpa sadar selepas Karanganyar dan bertemu pertigaan didaerah Cinangsi seharusnya belok kanan menuju Cilacap, malah menikung kekiri menuju Karang pucung, setelah cukup jauh baru sadar kami salah arah akhirnya di teruskan saja menuju Purwokerto. Sepanjang perjalanan Sidareja - Karang pucung kami betul-betul disiksa habis-habisan oleh kondisi jalan yang luar bias buruk , mobil tidak bisa di pacu lebih cepat berkisar 5-10 km / jam, terpaksa jika tidak ingin camping di jalan, " Bupatinya sudah mati ya pa" kata anakku. didaerah ini Indonesia belum merdeka. yang mebuat hati berdebar bagaimana kalau "singa jingkrak ini" batuk ? alamat bakal kacaulah perjalanan, mana daerahnya terpencil, jarak rumah berjauhan dan jarang lagi, betul-betul membuat nyali ciut, mobil melenggok ke kiri dan kanan dan sering harus mengatur sedemikian rupa agar bagian bawahnya tidak kandas di batu yang cukup besar, seharusnya ini tidak boleh disebut jalan tapi "sungai kering".  yang bikin cemas adalah kami tidak tau seberapa jauh kubangan-kubangan  ini akan berakhir, tidak banyak mobil kecil yang lewat, ada satu sedan warna putih di depan kami juga terseok-seok zigzag sepanjang jalan untuk memilih jalan yang relatih datar, mungkin dia juga orang baru pikir kami.  sesekali bertemu bis jurusan "Sidareja-Karang pucung" yang meraung-raung dan terayun-ayun karena gelombang jalan.  "tuhan tolong kami" saya membatin.
Ternyata jalan neraka itu lebih kurang 7 km, berakhir di dekat  Karang pucung.  Dari Karang Pucung belok kanan kami meluncur di jalan yang mulus "wuihh lega rasanya, setelah di kocok-kocok" kami ngebut melewati jalan Lumbir, melintasi Wangon, Jatilawang lalu di desa Rawalo berbelok kekiri, mlipir sepanjang kali Serayu, penandangan berganti dengan aliran sungai dan hutan., kami menyusuri tepi Kali Serayu ini lebih kurang 21 km dan akhirnya sampai di Banyumas  dari sini kami berbelok kekiri menuju kota Purwokwerto. Matahari mulai tenggelam .....(lanjut)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar