Jumat, 10 Juni 2011

Batu Raden (9)

Kami masuk kota Purwokerto dari jalan raya Notog menyusuri rel kereta, berbelok kekanan ke jalan Sidobowa, lurus ke jl Gerilya lalu belok kanan sampai daerah teluk, belok kekiri melewati kebon dalem, lalu rumah sakit Wijaya kusuma, lurus keatas ke UNSOED tak lama kemuadian kami sudah di jalan raya Baturaden, waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 wib. Jalanan yang di lintasi masih ramai dengan berbagai akitifitas masyarakat, suasananya mirip kota Bandung,  jalannya tidak terlalu lebar, banyak pohon, pedagang berbagai jenis makanan, ada martabak bangka, klepon, seafood lamongan, sate Madura , bakso dan banyak lagi, motor berseliweran dari kanan kiri. Hawa mulai terasa dingin.  Tiba  di Baturaden sekitar  sekitar  pukul 20.00 Wib. Perut mulai keroncongan, sambil menikmati suasana malam kami mencari  tempat makan,  akhirnya kami bertemu restoran yang ciamik "Pringsewu ".  Disain nya  berbentuk cottage - cottage yang dibangun  diatas lahan berundak yang cukup luas. disana sini kita di suguhi suara gemercik air yang mengalir dari selokan dan taman-taman bunga. kami memilih bangunan dilahan yg paling atas, aggak kesudut jadi tidak terlalu rame orang, hanya ada tiga meja yang terisi. tapi dibangunan lain suasana meriah sekali, berkali-kali terdengar tepuk tangan dan suara musik yang khas dibawakan oleh beberapa karyawan restoran, mereka mendatangi meja tamu-tamu yang berulang tahun dan menyanyi dengan bersemangat..menarik juga. Kami memesan minuman bandrek penghangat tubuh., teh panas, makanannya spt biasa ayam goreng untuk lubna dan verca, ikan gurami saos padang dsbnya. Setelah makan malam kami check in di Puri Wisata Hotel, kamar nya bagus dan ada air panas. Hawa dalam kamar terasa dingin,  meski aggak mengigil kami semua mandi, badan rasanya "lepek banget " karena sebelumnya main di pantai dan berkendara seharian. Jaket yang tersimpan di dalam dikoper sekarang terasa manfaatnya...tidak lama kami pun hanyut dalam tidur tanpa mimpi...zzzzzzzt...zzzzt

sejak tahun 1928 Baturaden sudah menjadi kawasan wisata andalan bagi kabupaten Banyumas.  Kawasan ini berada didaerah ketinggian di kaki gunung Slamet dengan sushu berkisar antara 18 derajat C  sampai dengan 25 derajat C. Jika cuaca cerah pengunjung dapat melihat kota Kota Purwokerto, Nusakabangan dan pantai Cilacap.  Menurut sejarah nama Batu Raden berasal dari dua kata (bahasa Jawa), yaitu Batur (bukit, tanah, teman, pembantu) dan Raden (bangsawan). Bila digabung, kata “Batu Raden” dapat bermakna:  tanah yang datar atau tanah yang indah. Ada dua versi sejarah Batu Raden, yaitu versi Syekh Maulana Maghribi dan versi Kadipaten Kutaliman. Menurut versi yang pertama, Syekh Maulana Maghribi, Pangeran Rum yang berasal dari Turki dan beragama Islam, pernah merasa penasaran dengan cahaya terang misterius yang menjulang ke angkasa dan bersinar di bagian timur. Sang Pangeran kemudian mencari asal cahaya tersebut. Singkat cerita, setelah melakukan pendakian hingga ke puncak sebuah gunung, Sang Pangeran melihat ada seorang pertapa Buddha yang bersandar pada sebuah pohon jambu yang memancarkan sinar cahaya ke atas. Lokasi ini kemudian dikenal dengan sebutan Batu Raden. Sedangkan menurut versi kedua, cerita Batu Raden terkait dengan kisah cinta antara anak perempuan Adipati Kutaliman dengan pembantunya yang menjaga kuda. 
 Bangun pagi tubuh terasa segar, anak-anak juga terlihat ceria, di depan hotel banyak mbok  - mbok pedagang makanan menjajakan dagangannya..kami pun mencoba memesan beberapa bungkus nasi dengan menu sederhana, tapi ueenak tenan, udara dingin selalu membuat makan jadi maknyos . Setelah berkemas merapikan pakaian semalam ke dalam koper kamipun check out dari hotel  selanjutnya berangkat menikmati pemandangan di taman wisata Batu raden, Langit sangat cerah puncak Gunung selamet terlihat jelas..ya Allah cantiknye Negeriku..(lanjut)..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar